Berikan Bintangmu untuk blog ini !! Get 1 Million Hits, FREE!

Minggu, 24 April 2011

ISLAM DIREMEHKAN (islam diremehkan orang) ISLAM

MENGAPA BEGINI !!!


a. Hujjah tekstual”, tidak susah dipertanyakan lagi karena dasarnya bisa dilihat diteliti baik dari Al-Quran maupun dari As sunnah.

b. Hujjah intelektual” kita bisa serahkan kepada para pemaham ilmiah yang memiliki disiplin ilmu masing-masing seperti tersebut tadi, bebas dari kesan apologetic apapun. Kalau Prof. Gibb ahli sejarah, maka dirujuk lagi dengan Ernest Gellner seorang ahli sosiologi agama. Di antara ucapannya: “di antara berbagai agama yang ada”. Kata Gellner, “Islam adala satu-satunya yang mampu mempertahankan system keimanan dalam abad modern ini tanpa banyak gangguan doktrinal. Dalam Islam, dan hanya dalam Islam”. Lanjut Gellner, pemurnian dan modernisasi, dan peneguhan umat di pihak lain, dapat dilakukan dalam satu bahasa perangkat yang sama …………… berkat warisan syariah yang tidak pernah lapuk. Kekokohan structural harus diangkat dari bawah, serta kemampuan mengambil alih dan merebut teknikalisme yang di monopoli Barat”.

2. Ungkapan dua kaum orientalis tadi baik Gibb maupun Gellner, bisa dirujuk ungkapan Professor Harun Nasution. Antara lain ungkapnya, “setiap berhujjah antar “Agama” maka Islam selalu unggul teristimewa dalam logika akidah”. Pantas pembawa konsep Ilahiyah Muhammad s.a.w menjadi “the best one of 100 famous persons”. Maka optimism ummat Islam bukan tidak beralasan bagi kaum muslimin. Hal ini dapat dipertimbangkan :

Pertama : Potensi Islam warisan kemanusiaan yang diberikan oleh Allah SWT. Hanya Islam yang masih orisinil keaslianya. Karena Allah sendiri yang memeliharanya, yang sesuai dengan fitrah manusia. Tidak ada perubahan dalam ciptaan Allah (fitrah) Tidak lekang kena panas dan tidak lapuk karena hujan.

Kedua : Penduduk ummat Islam yang kurang lebih bersemangat milyar atau seperlima penduduk dunia. Dan Islam adalah agama yang paling muda yang penganutnya melebihi agama-agama terdahul. Meski ummat Islam banyak dibantai misalnya di Mongolia, di daerah bekas jajahan komunis, juga di Pakistan, jumlah Islam makin banyak, bagaikan air mengalir mencari tempat rendah;

Ketiga : Kekayaan alam yang melimpah di Negara-negara muslim, misalnya minyak bumi, di Negara-negara wilayah teluk sumber minyak, Brunei Darussalam, Indonesia, di wilayah muslim di Sovyet, di RRC. Ini berkah Allah menyediakan untuk membantu ummat muslim dalam rangka membendung penghinaan terhadap Allah oleh kaum kafir;

Keempat : Peradaban Islam kini banyak dijiplak oleh orang barat. Warisan Universitas Islam di al Hambra (Spanyol) meninggalkan jasa besar. Serangan Mongol ke Irak membawa peradaban Islam. Kita yakin peradaban barat baru 450 tahun, bila dibandingkan dengan peradaban Islam yang 1300 tahun sebanding, pantas kalau embrio peradaban barat adalah peradaban Islam.

Kelima : Janji Allah SWT yang tidak diingkari. Bahwa Allah SWT akan member kekhalifahan-Nya di muka bumi kepada orang yang beriman. Allah berfirman : “dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh behwa Dia bersungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan Dia sungguh akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia banar-banar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentousa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barang siapa tetap yang (tetap) kafir sesungguhnya (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik”. (Q.S. 24:55)

3. Dalam mewujudkan suatu pegerakan apapun namanya termasuk kebangkitan Islam harus terbentuk adanya suatu structural yang kokoh kuat, tanpa itu adalah mustahil. Hal itu harus didukung oleh tiga fase

a. Perumusan ideology dan pemikiran

b. Strukturalisasi

c. Perluasan atau ekspansi

Ideology sebesara apapun melalui tiga fase itu. Misalnya : Komunisme liberalism dan jangan lupa zionisme Internasional Israel.

4. Di atas kita sudah menyebutkan penggerak-penggerak Islam secara individual Syayid Jamaludin al Afghani, Dr. Muh. Aqbal, Muh. Abduh, Muh Rasyid Ridhla dan sebangsanya, maka jangan ditinggalkan perlanjutnya ialah : (a). abul A’la Maududi dengan Jama’at Islamiyahnya, dan (b). Asy Syahid Hasan al Bana dengan Ikhwanul Musliminnya. Kedua tokoh ini adalah mempunyai gagasan besar yang sama. Keduanya berpendapat bahwa kejayaan Islam harus dikembalikan kepada “kekhalifahan Islam”. Keduanya berpendapat harus mulai dari bawah atau dasar yaitu :

a. Persoalan akidah yang kokoh

b. Pemahaman syariah yang menyeluruh

c. Pembenahan akhlak yang benar

Dan pembenahan harus dimulai dari : (a). Individu, (b). Keluarga, (c). Masyarakat dan Negara dan barulah Khilaah Islamiyah

5. Kedua tokoh itu mempunyai perbedaan sedikit, yaitu :

a. Maududi dengan Jama’at Islamiyahnya banyak menunjuk pada “figurisme” Maududi

b. Maududi lemah dalam kaderisasi;

c. Maududi banyak ceramah dan menulis buku daripada mencetak “kader”;

d. Hanya terbatas pada tanah India – Pakistan;

Berbeda dengan asy Syahid Hasan al Bana dengan Ikhwanul Muslimnya. Messkipun Hasan al Bana tokoh utamanya, namun tidak memunculkan :

a. Figurisme pada Hasan a Bana. Wibawa Ikhwanul Muslimin tidak kurang wibawameski meninggalkan Hasan al Bana;

b. Pergerakannya meluas ke penjuru dunia;

c. Lebih banyak mencetak kader daripada mencetak buku;

d. Dari emikirannya muncul murid-muridnya seperti Syayid Quthb, Muhammad Quthb, Hasan al Hadaibi, Umar Tilminasi, Dr. Yusup Qordhowi, Mustafa Masyur, Dr. Ali Juraisyah, Syeih Ahmad qaththan, Dr. Mustafa as Sibai;

6. Hasan al bana memang tidak mungkin difigurkan, karena umumnya terlalu pendek hanya 43 tahun. Beliau dilahirkan di bumi ini memang ditakdirkan untuk meletakkan dasar-dasar pergerakan dan dakwah yang asli telah hilang di zaman modern ini. Metode dakwahnya terus dikembangakan oleh para muridnya tanpa ada rasa khawatir originalitasnya. Tanah Palestina adalan ajang pengalaman teori pergerakan Hasan ala Bana. Sebagai wakaf dan sekaligus sebagai semangat “Jihad”. Hasil gerakannya ialah “gerakan Intifadhah” Yaitu suatu gerakan yang sulit ditumpas oleh Zionis Israel. Berbeda dengan gerakan lainnya seperti : (a). Islamic Trend Movement di Tunisia, (b). Front keselamatan Islam di Aljazair, (c) Ikhwanul Muslimin di Jordan, (d). dan Perjuangan Mujahidin di Afghanistan mengusir tentara Sovyet.

7. Apa benar bahwa kebangkitan Islam mewarnai kegiatan studi Islam di Barat ? dengan menerbitkan buku-buku Islam ? bila benar maka ini membangkitkan optimism, namun tidak menutup mata terhadap meningkatnya sekulerisme dalam barbagai aspek kehidupan. Mana yang akan menang ? bagaimana dengan Indoensia ? mari kita lacak sejak tahun 70-an Nampak ada pemulai pembelajaran pada Islam dari golongan menengah mulai mengkaji Islam di kota-kota dan di kampus. Namun isu pembangunan juga mulai mengarah modernisasi, seperti ucapan moderenisasi “Yes”, westernisasi “no” ! tapi kita juga sadar dampak pembangunan yang mengarah modernisasi sekaligus sekulerisme yang terjadi arus baliknya tahun 80-an. Mengapa ? boleh suatu pembangunan yang beraspek ekonomi manusia kekeringan spiritual. Itu sebab maka timbullah kajian Islam dengan berbagai modelnya.

8. Kita sadar bahwa fenomena sebelum tahun 80-an di Indoensia jika bicara tentang Islam maka kajiannya diserahkan atau menoleh ke organisasi-ogrganisasi Islam, misalnya partai politik Islam, PPP, atau organisasi ke-Islaman, seperti NU, muhammadiyah, HMI, PII dan lainnya. Seolah yang mempunyai Islam hanya organisasi atau partai politik Islam saja. Dan hal ini mulai cair menjelang tahun 80-an. Sesungguhnya dakwah memang tidak monopoli ormas atau parpol Islam semata, dakwah sesungguhnya adalah tugas setiap muslim. Tentu akan lebih efektif bila dalam bentuk organisasi yang terorganisir.

9. Kita merujuk pada masyarakat kampus sebagai komunitas yang boleh dikatakan representative, misalnya HMI kurang mendapat pasaran, padahal si setiap kampus memiliki Lembaga Dakwah Kampus (LDK). Baru sesudah tahun 90-an mulai agak efektif dakwah di kampus setelah ada KAMMI. Namun perlu dicatat bahwa dakwah secara bebas bergaya kebarat-baratan yang melonggarkan nilai-nilai agama dicanangkan sebagai suatu doktrin, misalnya memunculkan istilah demokrasi yang cenderung liberal, maka tidak aneh muncul jama’ah-jama’ah baru. Misalnya Jama’ah Islam, Jama’ah Muslim Hizbullah, jama’ah Imran dan Jama’ah isa bugis. Disini Nampak ada kecenderungan :

a. Yang alergi isu jama’ah. Bagi mereka yang sudah beraktivitas dalam ormas-ormas Islam atau karena kepentingan politik, maka jama’ah isu politik atau bagi mereka yang menganggap sudah cukup bahwa jama’ah sudah dilakukan oleh ormas-ormas yang ada, tetapi dipihak lain menganggap ormas-ormas itu bukan jama’ah sebagaimana dimaksud oleh Rasullah s.a.w. berhubungan dengan (a). kelakuan, (b). cara berfikir anggotanya, atau karena mekanismena tidak sesuai dengan sunnah Rasullah.

b. Di lain pihak yang “obsesi” dengan jama’ah. Mereka tidak ikut berjama’ah karena tidak sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah, bahka bila mereka meninggal, meninggalnya itu adalah jalan jahiliyah.

10. Di lain pihak misalnya muncul sempalan-sempalan. Sempalan ini penyebabnya ialah karena sumbatan terhadap aspirasi kaum Musliin. Terutama oleh kaum politisi dan birokrasitis, sehingga menyebabkan aspirasi-aspirasi murni Islam tidak tertampung. Maka munucullah sempatalan, baik dalam bidang ideology, pemikiran syariat, maupun pola-pola pergerakan. Atas dasar itu maka perlu ada pemikiran secara menyeluruh sehingga mampu mengembalikan kepada makna Islam secara kaffah.

11. Untuk mengembalikan kepada Islam secara utuh sebagaimana konsep Ilahiyah maka diperlukan adanya Jama’atul Muslimin. Untuk itu perlu mengupas makna ummat Islam dari bahasa atau maupun geografisnya. Agar terwujudnya suatu “syura” sebagai lambing tertinggi yang darinya akan melahirkan berbagai kebijakan sebagai manifestasi political will” ummat. Berhubungan dengan itu tidak mungkin terwujud syura kalau tanpa “Imamah” atau system kepemimpinan.

12. Bila timbul pertanyaan siapa imamnya ? jawabanya tepat siapa yang layak menjadi imam untuk ummat. Yaitu yang harus terbentuk melalui syura tadi. Dalam wujud dan telah dibentuk melalui kerangka subuah amamah dan itulah Jama’atul Muslimin. Dalam pada itu mewujudkan tujuan umum maupun khusus. Kita harus sadar bahwa ummat Islam kini lalai dalam hal itu.

13. Mari kita rinci mengenai tujuan umum :

a. Agar ummat manusia megabdi kepada Rabb Yang Maha Esa;

b. Agar senantiasa memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar;

c. Agar menyampaikan da’wah Islam kepada segenap ummat manusia;

d. Agar mengahapus fitnah dari seluruh muka bumi Allah ini;

e. Agar memerangi segenap ummat manusia sehingga mereka bersaksi yang benar (syahadatain).

14. Apa tujuan khususnya ?

a. Pembentukan pribadi muslim (binaa’ al-fard al-muslim);
b. Pembentukan rumah tangga muslim ( bina’ al-usrah al-muslimah);
c. Pembentukan masyarakat muslim (binaa’ al-mujtama’ al-muslim);
d. Penyetuan ummat muslim (tauhid al-ummah al-Islamiyah)

15. Boleh jadi para da’i ketika berda’wah mengenang kejatuhan kekhalifahan Turki Usmaniyah dengan memperhatikan juga jam’ah tabligh yang kini sedang dilaksanakan oleh beberapa jama’ah, misalnya :

a. Jama’ah Anshor as-Sunnah al-Muhammadiyah yang bekembang di mesir; Jama’ah ini mewakili gerakan da’wah yang berorientasi pada seruan social dan ilmu serta pengetahuan. Sering juga disebut sebagai gerakan salafy;

b. Jama’ah Tabligh yang lahir di India, jama’ah ini mewakili gerakan da’wah yang berorientasi Sufiyah;

c. Jama’ah Hizb at-Tahrir yang lahir di Yordania. Jama’ah ini mewakili da’wah berorientasi politik (as-Siyasi);

d. Jama’ah Ikhwan al Muslimin yang didirikan di Mesir. Jama’ah yang mewakili gerakan da’wah memiliki orientasi “syamil”(menyeluruh). Jama’ah ini berda’wah dalam berbagai aspek (syamil). Yaitu social, ilmu, pengetahuan, sufiyah, siasyyah dan bahkan harakiyyah dan Jihadiyyah (pergerakan sekaligus Jihad. Boleh jadi gerakan da’wah Ikhwanul Muslimin, seperti Jama’at Islami di Pakistan, Masyumi di Indonesia dan Fida’iyah Islam di Iran.